Beranda » Blog » Cara Impor Beras dari Vietnam Sesuai Aturan Pemerintah

Cara Impor Beras dari Vietnam Sesuai Aturan Pemerintah

Cara Impor Beras dari Vietnam Sesuai Aturan Pemerintah

Pendahuluan Cara Impor Beras dari Vietnam

Daftar Isi

Cara Impor Beras – Beras merupakan komoditas pangan pokok yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Hampir setiap rumah tangga di tanah air menjadikan beras sebagai makanan utama sehari-hari. Karena itu, ketersediaan beras dalam jumlah yang cukup, harga yang stabil, dan kualitas yang terjamin menjadi perhatian utama pemerintah.

Namun, produksi beras dalam negeri tidak selalu mampu mencukupi kebutuhan konsumsi nasional, terutama saat menghadapi musim paceklik atau ketika terjadi gangguan produksi akibat perubahan iklim. Untuk menjaga stabilitas pasokan dan menghindari lonjakan harga, pemerintah Indonesia membuka opsi impor beras dari negara produsen utama. Salah satu mitra dagang terpenting Indonesia dalam hal ini adalah Vietnam, yang dikenal sebagai salah satu pengekspor beras terbesar di dunia.

Meski demikian, impor beras tidak bisa dilakukan secara bebas. Pemerintah Indonesia menetapkan berbagai aturan ketat untuk memastikan bahwa kegiatan impor beras tidak merugikan petani lokal, tidak mengganggu pasar domestik, serta tetap menjaga ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, setiap pelaku usaha yang ingin melakukan impor beras dari Vietnam wajib memahami dan mengikuti regulasi yang berlaku, mulai dari perizinan, standar mutu, hingga prosedur kepabeanan.

Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang cara impor beras dari Vietnam sesuai aturan pemerintah, termasuk alasan memilih Vietnam sebagai sumber impor, regulasi yang mengatur, persyaratan administrasi, prosedur teknis, hingga tips agar proses impor berjalan lancar dan sesuai ketentuan.

Baca juga : Cara Impor Mesin CNC Dari Taiwan Ke Indonesia

Mengapa Memilih Impor Beras dari Vietnam?

Vietnam dikenal sebagai salah satu negara pengekspor beras terbesar di dunia dengan reputasi kualitas yang tinggi dan harga yang kompetitif. Ada beberapa alasan utama mengapa Indonesia menjadikan Vietnam sebagai mitra strategis dalam pemenuhan kebutuhan beras melalui impor:

Kualitas Beras yang Diakui Secara Internasional

Vietnam memproduksi berbagai jenis beras, mulai dari beras medium hingga beras premium seperti jasmine rice. Kualitasnya konsisten dengan standar internasional, baik dari segi rasa, aroma, maupun kandungan nutrisi, sehingga banyak diminati pasar global termasuk Indonesia.

Harga Lebih Kompetitif

Biaya produksi beras di Vietnam relatif lebih rendah dibandingkan negara produsen lain. Hal ini membuat harga jual beras impor dari Vietnam lebih kompetitif, sehingga dapat membantu menjaga stabilitas harga beras di pasar domestik Indonesia.

Kedekatan Geografis – Cara Impor Beras

Letak geografis Vietnam yang dekat dengan Indonesia memberikan keuntungan logistik. Pengiriman beras dari pelabuhan di Vietnam ke pelabuhan utama di Indonesia seperti Tanjung Priok atau Tanjung Perak bisa dilakukan lebih cepat dengan biaya transportasi yang lebih efisien.

Hubungan Dagang yang Kuat

Indonesia dan Vietnam memiliki kerja sama perdagangan yang erat, terutama dalam sektor pangan. Pemerintah kedua negara telah menjalin perjanjian dagang jangka panjang, sehingga mekanisme impor dapat berjalan lebih lancar dan terjamin legalitasnya.

Ketersediaan Pasokan yang Stabil

Sebagai salah satu lumbung pangan dunia, Vietnam mampu menyediakan pasokan beras dalam jumlah besar secara konsisten sepanjang tahun. Hal ini penting untuk Indonesia dalam menjaga cadangan beras pemerintah (CBP) dan memenuhi kebutuhan saat terjadi defisit produksi dalam negeri.

Dengan keunggulan tersebut, impor beras dari Vietnam menjadi pilihan strategis bagi Indonesia. Meski begitu, seluruh proses tetap harus mengikuti regulasi pemerintah agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi petani lokal dan tetap mendukung ketahanan pangan nasional.

Baca juga : Ekspor Biji Kopi Mentah Kering Robusta

Regulasi Pemerintah Indonesia Terkait Impor Beras

Impor beras di Indonesia merupakan isu yang sensitif karena menyangkut kepentingan petani lokal, stabilitas harga, dan ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, pemerintah mengatur kegiatan impor beras dengan ketat melalui sejumlah regulasi dan mekanisme pengawasan. Berikut adalah poin-poin penting terkait regulasi pemerintah mengenai impor beras dari Vietnam:

Kebijakan Pemerintah dalam Impor Beras

  • Impor beras dilakukan hanya bila produksi dalam negeri tidak mencukupi atau saat cadangan beras pemerintah (CBP) menipis.
  • Tujuannya untuk menjaga stok nasional, menstabilkan harga di pasar, serta mengantisipasi krisis pangan.
  • Impor biasanya dilakukan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) atas penugasan pemerintah, meskipun dalam kondisi tertentu perusahaan swasta juga dapat diberi izin.

Lembaga yang Terlibat – Cara Impor Beras

  1. Kementerian Perdagangan (Kemendag) → mengeluarkan Persetujuan Impor (PI).
  2. Kemudian, Kementerian Pertanian (Kementan) → memberikan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) atau rekomendasi teknis.
  3. Selanjutnya, Bulog → sebagai importir utama yang bertugas mengamankan pasokan dan distribusi.
  4. Setelah itu, Bea dan Cukai → mengawasi masuknya beras di pelabuhan, memeriksa dokumen, dan memastikan kepatuhan tarif impor.

Dasar Hukum yang Mengatur

  • Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan → menekankan ketahanan pangan dan perlindungan petani.
  • Kemudian, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) → mengatur tata niaga impor beras, jenis beras yang boleh diimpor, serta tata cara pengajuan izin.
  • Selanjutnya, Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) → mengatur standar mutu beras dan rekomendasi impor produk hortikultura/pangan.
  • Setelah itu, Peraturan Perundangan Kepabeanan dan Perpajakan → terkait bea masuk, PPN impor, dan PPh impor.

Jenis Beras yang Diatur dalam Impor

  1. Beras Medium dan Premium → umumnya untuk kebutuhan pasar domestik dan cadangan pemerintah.
  2. Beras Khusus → seperti beras organik, beras rendah gula, atau beras untuk keperluan kesehatan. Jenis ini biasanya diimpor oleh swasta dengan izin khusus.

Dengan adanya regulasi ini, pemerintah berusaha menyeimbangkan antara kebutuhan akan beras impor dan perlindungan terhadap petani lokal. Setiap importir dari Vietnam wajib mematuhi aturan tersebut agar proses impor berjalan lancar, legal, dan sesuai kepentingan nasional.

Baca juga : Impor Peralatan Pabrik Tekstil dari China ke Indonesia

Persyaratan Administratif Impor Beras dari Vietnam

Untuk dapat mengimpor beras Vietnam, pelaku usaha tidak bisa langsung membeli dan memasukkan barang ke Indonesia. Ada sejumlah persyaratan administratif yang wajib di penuhi agar proses impor sah secara hukum dan tidak menimbulkan hambatan di pelabuhan. Berikut adalah syarat-syarat utama yang perlu dipersiapkan:

1. Legalitas Perusahaan Importir

  • Nomor Induk Berusaha (NIB) → di terbitkan melalui sistem OSS (Online Single Submission) sebagai identitas resmi perusahaan.
  • Angka Pengenal Importir (API) → API-U (Umum) atau API-P (Produsen), tergantung pada jenis usaha. API wajib untuk bisa melakukan impor secara resmi.
  • Status sebagai importir terdaftar pada Kementerian Perdagangan.

2. Dokumen Perizinan Utama – Cara Impor Beras

  1. Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dari Kementerian Pertanian → sebagai syarat dasar untuk impor beras.
  2. Persetujuan Impor (PI) dari Kementerian Perdagangan → hanya dapat di ajukan setelah RIPH di peroleh.
  3. Surat Penugasan dari Pemerintah (khusus untuk Bulog atau importir yang di tunjuk).
  4. Kontrak Dagang (Sales Contract) dengan eksportir Vietnam, yang memuat detail harga, kuantitas, spesifikasi beras, dan jadwal pengiriman.

3. Dokumen Teknis dan Mutu Beras

  • Sertifikat Fitosanitari → di keluarkan oleh otoritas Vietnam untuk menjamin beras bebas hama dan penyakit.
  • Sertifikat Analisis Mutu → memastikan beras sesuai standar SNI, termasuk kadar air, butir patah, dan kebersihan.
  • Sertifikat Asal Barang (Certificate of Origin/CO Form D) → membuktikan bahwa beras benar-benar berasal dari Vietnam dan dapat memperoleh fasilitas tarif ASEAN.

4. Dokumen Kepabeanan – Cara Impor Beras

  1. Pemberitahuan Impor Barang (PIB) → wajib di sampaikan ke Bea dan Cukai saat barang tiba di pelabuhan.
  2. Invoice dan Packing List → mencatat nilai transaksi dan rincian muatan.
  3. Bill of Lading (B/L) atau Airway Bill → bukti pengiriman dari eksportir Vietnam ke importir Indonesia.

Dengan memenuhi seluruh persyaratan administratif di atas, importir dapat memastikan bahwa proses impor beras dari Vietnam berjalan lancar, sesuai aturan pemerintah, dan bebas dari risiko penolakan atau penahanan di pelabuhan.

Baca juga : Harga Ekspor Kacang Kedelai Terbaru: Simulasi Biaya

Prosedur Impor Beras dari Vietnam

Setelah semua persyaratan administratif di penuhi, importir harus mengikuti tahapan prosedur resmi agar proses impor beras dari Vietnam berjalan lancar dan sesuai aturan pemerintah. Berikut langkah-langkah utamanya:

Persiapan Dokumen dan Legalitas

  • Pastikan perusahaan memiliki NIB dan API.
  • Urus RIPH dari Kementerian Pertanian.
  • Ajukan Persetujuan Impor (PI) ke Kementerian Perdagangan setelah RIPH di setujui.
  • Lengkapi kontrak dengan eksportir Vietnam yang jelas mengenai kualitas, kuantitas, harga, serta syarat pengiriman (FOB/CIF).

Negosiasi dan Kontrak Dagang – Cara Impor Beras

  1. Pilih eksportir Vietnam yang terpercaya dengan rekam jejak jelas.
  2. Tentukan spesifikasi beras: jenis (medium, premium, khusus), kadar patah, kadar air, dan kemasan.
  3. Tetapkan metode pembayaran internasional (LC – Letter of Credit, atau TT – Telegraphic Transfer).

Proses Pengiriman dari Vietnam

  • Eksportir mengurus dokumen ekspor di Vietnam, termasuk sertifikat fitosanitari, sertifikat asal barang (Form D), invoice, dan packing list.
  • Beras di kirim melalui kapal kargo menuju pelabuhan utama di Indonesia (misalnya Tanjung Priok, Tanjung Perak, atau Belawan).

Proses Kepabeanan di Indonesia

  1. Saat kapal tiba, importir atau PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan) mengajukan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) ke Bea Cukai.
  2. Bea Cukai memeriksa dokumen, termasuk invoice, B/L, packing list, dan sertifikat asal barang.
  3. Jika di perlukan, di lakukan pemeriksaan fisik beras untuk memastikan mutu dan jumlah sesuai dokumen.

Pembayaran Pajak dan Bea Masuk

  • Importir wajib membayar:
    1. Bea Masuk sesuai tarif HS Code beras.
    2. PPN Impor (11%) dari nilai impor.
    3. PPh Pasal 22 Impor (2,5%–7,5% tergantung status API).
  • Setelah pembayaran lunas, Bea Cukai memberikan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).

Distribusi dalam Negeri – Cara Impor Beras

  1. Beras kemudian di keluarkan dari pelabuhan dan di distribusikan ke gudang importir atau ke gudang Bulog (jika impor atas penugasan pemerintah).
  2. Selanjutnya, beras dapat di salurkan ke pasar sesuai kebutuhan dengan tetap mengikuti ketentuan distribusi dan pengawasan dari pemerintah.

Dengan mengikuti prosedur ini secara tertib, importir dapat menghindari hambatan di pelabuhan, mengurangi risiko biaya tambahan, dan memastikan kegiatan impor beras dari Vietnam sah serta sesuai aturan pemerintah.

Baca juga : Impor Mesin Pertanian dari Thailand Panduan Lengkap

Biaya dan Pajak dalam Impor Beras dari Vietnam

Impor beras tidak hanya membutuhkan izin dan dokumen resmi, tetapi juga harus memperhitungkan biaya dan pajak yang di kenakan pemerintah Indonesia. Pemahaman yang tepat mengenai struktur biaya ini sangat penting agar importir dapat menghitung harga pokok impor dan memastikan produk tetap kompetitif di pasar domestik. Berikut rinciannya:

Bea Masuk (Customs Duty) – Cara Impor Beras

  • Dikenakan berdasarkan HS Code untuk komoditas beras.
  • Besar tarif bervariasi sesuai jenis beras (medium, premium, khusus).
  • Importir perlu memeriksa tarif bea masuk terbaru pada Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI).

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Impor

  1. Besar tarif: 11% dari nilai impor.
  2. Nilai impor di hitung dari CIF (Cost, Insurance, Freight) + Bea Masuk.
  3. PPN wajib di bayar sebelum barang bisa di keluarkan dari pelabuhan.

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 Impor

  • Besarnya tergantung pada status API (Angka Pengenal Importir):
    1. 2,5% dari nilai impor untuk pemegang API.
    2. 7,5% dari nilai impor jika tidak memiliki API.
  • Dibayarkan di muka sebelum proses pengeluaran barang.

Biaya Tambahan – Cara Impor Beras

Selain pajak resmi, importir juga perlu memperhitungkan biaya lain yang sering muncul:

  1. Freight (ongkos kirim laut) → tergantung rute pengiriman dari Vietnam ke Indonesia.
  2. Asuransi pengiriman → untuk melindungi muatan dari risiko kerusakan atau kehilangan.
  3. Biaya pelabuhan → meliputi handling, storage, demurrage (biaya jika kontainer terlalu lama di pelabuhan).
  4. Biaya surveyor & fumigasi → untuk pemeriksaan mutu dan pengendalian hama.
  5. Jasa PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan) → jika importir menggunakan pihak ketiga untuk mengurus kepabeanan.

Perhitungan Harga Pokok Impor (HPI)

Rumus sederhana:
HPI = Harga CIF + Bea Masuk + PPN + PPh + Biaya Tambahan

Dengan menghitung HPI secara akurat, importir dapat menentukan harga jual beras impor yang sesuai, tetap kompetitif, dan tidak merugikan.

Baca juga : Ekspor Kacang Kedelai ke Jepang: Syarat dan Simulasi Biaya

Tips Sukses Impor Beras dari Vietnam

Melakukan impor beras dari Vietnam memang menjanjikan peluang bisnis yang besar, tetapi juga memiliki tantangan karena banyaknya aturan dan biaya yang harus dipenuhi. Agar proses berjalan lancar, legal, dan menguntungkan, berikut beberapa tips penting yang bisa di jadikan pedoman:

Pilih Mitra Eksportir yang Terpercaya – Cara Impor Beras

  • Pastikan eksportir di Vietnam memiliki reputasi baik dan pengalaman ekspor beras ke Indonesia.
  • Lakukan verifikasi legalitas perusahaan melalui asosiasi perdagangan di Vietnam atau kedutaan besar RI di Hanoi.
  • Mintalah sample beras terlebih dahulu sebelum kontrak besar di lakukan.

Pastikan Kelengkapan Dokumen Sejak Awal

  1. Siapkan NIB, API, RIPH, dan PI sebelum barang di kirim.
  2. Periksa ulang dokumen dari eksportir seperti Certificate of Origin (Form D), Sertifikat Fitosanitari, dan invoice.
  3. Dokumen yang tidak lengkap bisa menyebabkan barang di tahan Bea Cukai.

Pahami Standar Mutu Beras di Indonesia

  • Sesuaikan spesifikasi beras impor dengan standar nasional (SNI).
  • Perhatikan kadar air, butir patah, serta kebersihan beras agar tidak di tolak saat pemeriksaan mutu.
  • Untuk beras khusus (misalnya organik, rendah gula), pastikan memiliki sertifikat tambahan yang di akui pemerintah.

Hitung Biaya Total Secara Detail – Cara Impor Beras

  1. Jangan hanya memperhitungkan harga FOB/CIF, tetapi juga bea masuk, PPN, PPh, biaya pelabuhan, surveyor, hingga jasa PPJK.
  2. Buat simulasi harga pokok impor (HPI) untuk menentukan harga jual agar tetap kompetitif di pasar domestik.

Gunakan Jasa PPJK atau Konsultan Impor

  • Jika baru pertama kali melakukan impor, sebaiknya bekerja sama dengan Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) atau konsultan impor.
  • Mereka dapat membantu menyiapkan dokumen, mengurus kepabeanan, dan mempercepat proses pengeluaran barang.

Ikuti Perubahan Regulasi Secara Berkala

  1. Aturan impor beras sering di perbarui pemerintah sesuai kondisi pasar dan kebutuhan nasional.
  2. Selalu pantau regulasi terbaru dari Kemendag, Kementan, dan Bea Cukai agar tidak melanggar ketentuan.

Pertimbangkan Impor Melalui Bulog (Jika Ada Penugasan Pemerintah)

  • Untuk volume besar, biasanya pemerintah menugaskan Bulog sebagai importir utama.
  • Jika Anda pelaku usaha swasta, pastikan apakah di perbolehkan melakukan impor mandiri atau harus melalui penugasan.

Dengan memperhatikan tips di atas, importir dapat meminimalkan risiko, mempercepat proses, serta memastikan beras dari Vietnam masuk ke Indonesia sesuai aturan pemerintah dan tetap menguntungkan secara bisnis.

Baca juga : Cara Impor Alat Berat dari Jepang untuk Proyek Konstruksi

Penutup Cara Impor Beras dari Vietnam

Impor beras dari Vietnam menjadi salah satu solusi strategis bagi Indonesia dalam menjaga ketersediaan pangan nasional. Vietnam di pilih karena memiliki kualitas beras yang baik, harga kompetitif, pasokan stabil, serta hubungan dagang yang erat dengan Indonesia. Namun, proses impor ini tidak bisa di lakukan sembarangan, sebab pemerintah telah menetapkan berbagai aturan ketat untuk melindungi kepentingan petani lokal sekaligus menjaga stabilitas pasar dalam negeri.

Bagi pelaku usaha, memahami setiap tahapan mulai dari persyaratan administratif, regulasi, prosedur kepabeanan, hingga perhitungan biaya dan pajak adalah kunci utama agar impor berjalan lancar. Selain itu, ketelitian dalam memilih mitra eksportir, kelengkapan dokumen, serta pemantauan regulasi terbaru juga sangat menentukan keberhasilan kegiatan impor.

Dengan mengikuti aturan pemerintah dan menerapkan strategi yang tepat, impor beras dari Vietnam tidak hanya membantu menjaga ketahanan pangan Indonesia, tetapi juga dapat memberikan peluang bisnis yang menguntungkan bagi importir yang serius mengelola usaha ini.


Jika Anda mencari mitra profesional untuk mendukung bisnis ekspor, impor, undername, bea cukai, atau freight forwarding, PT Jangkar Global Groups adalah solusi terpercaya yang mengutamakan kecepatan, kualitas, dan kepuasan pelanggan. Cek layanan kami disini!

YUK KONSULTASIKAN DULU KEBUTUHAN ANDA,
HUBUNGI KAMI UNTUK INFORMASI & PEMESANAN

Email :
support[at]jasaeksporimpor.co.id

Telp kantor :
(021) 2200 8353
(021) 2298 6852

Pengaduan Pelanggan :
0877 9699 9992 (Jasa Ekspor)
0877 9699 9994 (Jasa Impor)

Google Maps : PT Jangkar Global Groups

Scroll to Top