Beranda » Blog » Dokumen Ekspor MSDS (Material Safety Data Sheet)

Dokumen Ekspor MSDS (Material Safety Data Sheet)

Dokumen Ekspor MSDS (Material Safety Data Sheet)

Dokumen Ekspor MSDS (Material Safety Data Sheet) – Dalam perdagangan internasional, kelengkapan dokumen ekspor adalah salah satu faktor utama agar pengiriman barang berjalan lancar tanpa hambatan di bea cukai maupun jalur transportasi. Salah satu dokumen penting yang sering di butuhkan adalah MSDS (Material Safety Data Sheet). Dokumen ini bukan sekadar formalitas, melainkan instrumen penting dalam menjamin keselamatan, kepatuhan regulasi, dan kelancaran logistik.

Maka, artikel ini akan membahas secara lengkap tentang dokumen ekspor MSDS: mulai dari pengertian, fungsi, isi dokumen, peranannya dalam ekspor, hingga contoh praktik di lapangan. Dengan panduan ini, eksportir di harapkan bisa lebih memahami pentingnya MSDS dan cara mengurusnya.

Baca juga: Apa Itu MSDS: Panduan untuk Pelaku Bisnis Ekspor

Apa Itu MSDS?

MSDS (Material Safety Data Sheet) adalah dokumen resmi yang berisi informasi terperinci tentang sifat kimia, potensi bahaya, cara penyimpanan, penanganan, hingga tindakan darurat terkait suatu produk.

MSDS pertama kali di gunakan secara luas sejak adanya regulasi internasional tentang bahan berbahaya (hazardous materials). Kini, format MSDS sudah mengacu pada standar GHS (Globally Harmonized System of Classification and Labelling of Chemicals) yang di adopsi oleh banyak negara.

Dalam konteks ekspor, MSDS menjadi bukti bahwa eksportir sudah memberikan informasi yang jelas dan akurat terkait produk yang di kirim, sehingga semua pihak yang terlibat—dari pelabuhan, bea cukai, shipping line, hingga konsumen akhir—bisa menangani produk tersebut dengan aman.

Fungsi MSDS dalam Ekspor

Bagi eksportir, MSDS memiliki berbagai fungsi yang tidak bisa di abaikan, di antaranya:

1. Pemenuhan Persyaratan Regulasi Internasional

Setiap negara memiliki aturan ketat terhadap impor produk berbahaya. Tanpa MSDS, pengiriman bisa tertahan di pelabuhan atau bahkan di tolak masuk ke negara tujuan.

2. Panduan Keselamatan

MSDS berfungsi sebagai manual keselamatan bagi semua pihak yang menangani produk, mulai dari proses pengemasan, transportasi, hingga distribusi.

3. Persyaratan Transportasi

Perusahaan pelayaran (shipping line) atau maskapai penerbangan hanya mau menerima barang berbahaya jika di lengkapi MSDS. Hal ini sesuai dengan regulasi IMO (International Maritime Organization) untuk pengiriman laut dan IATA (International Air Transport Association) untuk pengiriman udara.

4. Dokumen Pendukung Asuransi Ekspor

Perusahaan asuransi biasanya mensyaratkan MSDS untuk menentukan kategori risiko barang yang di asuransikan.

5. Meningkatkan Kredibilitas Eksportir

Eksportir yang melampirkan MSDS dalam dokumen ekspornya akan terlihat lebih profesional, patuh aturan, dan dapat di percaya oleh buyer.

Baca juga: Sertifikat Karantina Ekspor Hasil Pertanian

Isi Dokumen MSDS

Menurut standar GHS, MSDS terdiri dari 16 bagian utama, yaitu:

  • Identifikasi produk dan perusahaan

    • Nama produk, nomor registrasi, produsen, dan kontak darurat.
  • Komposisi atau informasi bahan

    • Kandungan bahan aktif, formula, dan tingkat konsentrasi.
  • Identifikasi bahaya

    • Potensi bahaya terhadap kesehatan, lingkungan, maupun keselamatan kerja.
  • Langkah pertolongan pertama

    • Prosedur medis jika terjadi kecelakaan atau paparan bahan.
  • Tindakan pemadaman kebakaran

    • Jenis alat pemadam yang sesuai dan prosedur khusus.
  • Tindakan jika terjadi kebocoran/tumpahan

    • Langkah pencegahan kontaminasi dan evakuasi.
  • Penanganan dan penyimpanan

    • Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk suhu, ventilasi, dan wadah.
  • Pengendalian paparan dan perlindungan diri

    • Alat pelindung diri (APD) yang direkomendasikan.
  • Sifat fisik dan kimia

    • Warna, bau, titik nyala, pH, titik didih, dan lain-lain.
  • Stabilitas dan reaktivitas

    • Kondisi yang dapat menyebabkan reaksi berbahaya.
  • Informasi toksikologi

    • Dampak kesehatan jangka pendek dan panjang.
  • Informasi ekologi

    • Dampak produk terhadap lingkungan.
  • Pembuangan limbah

    • Metode pembuangan sesuai standar lingkungan.
  • Informasi transportasi

    • Kode UN Number, klasifikasi bahaya IMO/IATA/ADR.
  • Informasi regulasi

    • Aturan lokal maupun internasional terkait produk.
  • Informasi lainnya

    • Tanggal pembuatan/revisi dokumen.

Baca juga: SVLK Ekspor Kayu: Kunci Membuka Pasar Global

Kapan MSDS Di butuhkan dalam Ekspor?

Tidak semua barang membutuhkan MSDS. Dokumen ini biasanya wajib untuk kategori barang berbahaya (hazardous materials / dangerous goods), antara lain:

  • Bahan kimia cair/padat (asam, basa, resin, pelarut organik)
  • Pupuk kimia (Urea, NPK, dll.)
  • Pestisida dan insektisida
  • Cat, tinta, dan lem
  • Baterai lithium atau aki
  • Gas dalam tabung (LPG, nitrogen, oksigen)
  • Bahan bakar dan pelumas

Namun, buyer kadang tetap meminta MSDS meski produk tidak berbahaya, untuk tujuan dokumentasi dan standar internasional.

Siapa yang Mengeluarkan MSDS?

MSDS tidak bisa di buat sembarangan. Dokumen ini biasanya di keluarkan oleh:

  • Produsen atau pabrik yang memiliki laboratorium sendiri.
  • Laboratorium terakreditasi yang berwenang melakukan uji bahan.
  • Konsultan sertifikasi yang membantu penyusunan MSDS sesuai standar.

Bagi eksportir, langkah terbaik adalah meminta MSDS langsung dari produsen. Namun jika produk di buat oleh UMKM atau skala kecil, eksportir bisa bekerja sama dengan laboratorium atau lembaga konsultan.

Baca juga: Biaya Sertifikat Phytosanitary: Panduan Lengkap

Tantangan dalam Pengurusan MSDS

Dalam praktiknya, eksportir sering menemui beberapa kendala, seperti:

  • Biaya pembuatan MSDS relatif tinggi jika harus melalui laboratorium resmi.
  • Perbedaan format antar negara, meski GHS sudah banyak di gunakan.
  • Kewajiban penerjemahan ke bahasa negara tujuan ekspor.
  • Kedaluwarsa dokumen, karena MSDS harus di perbarui secara berkala.

Tips Mengurus MSDS untuk Ekspor

Agar proses ekspor berjalan lancar, berikut tips praktis bagi eksportir:

  1. Identifikasi kategori barang: pastikan produk termasuk barang berbahaya atau tidak.
  2. Hubungi produsen: mintalah MSDS asli jika barang di produksi oleh pihak ketiga.
  3. Gunakan laboratorium resmi: jika barang belum memiliki MSDS.
  4. Pastikan sesuai standar GHS: agar di terima oleh negara tujuan.
  5. Terjemahkan jika perlu: sesuaikan bahasa dokumen dengan permintaan buyer.
  6. Simpan versi digital: untuk memudahkan pengiriman dokumen ke buyer, forwarder, atau bea cukai.

MSDS (Material Safety Data Sheet) adalah dokumen vital dalam perdagangan internasional, khususnya untuk produk yang termasuk kategori barang berbahaya. Fungsinya bukan hanya sekadar memenuhi syarat regulasi, tetapi juga untuk menjamin keselamatan, melancarkan logistik, serta meningkatkan kepercayaan buyer.

Dengan memahami isi, fungsi, serta prosedur pengurusan MSDS, eksportir bisa menghindari risiko penolakan barang, keterlambatan di pelabuhan, hingga masalah hukum di negara tujuan.

Contoh Dokumen Ekspor MSDS (Material Safety Data Sheet)

Berikut contoh sederhana format MSDS untuk produk kimia (misalnya: Pupuk Urea Padat).

Bagian MSDS Isi Ringkas (Contoh)
1. Identifikasi Produk Nama: Urea Padat Produsen: PT XYZ Chemicals Alamat: Jakarta, Indonesia Kontak Darurat: +62-21-123456
2. Komposisi / Informasi Bahan Bahan aktif: Urea 99% CAS Number: 57-13-6
3. Identifikasi Bahaya Tidak mudah terbakar, namun dapat menghasilkan gas beracun jika terbakar. Dapat menyebabkan iritasi kulit & mata.
4. Pertolongan Pertama Jika terkena mata: bilas dengan air mengalir 15 menit. Jika tertelan: minum air banyak, segera hubungi medis.
5. Pemadaman Kebakaran Media pemadam: air, busa, CO₂. Hindari penggunaan air bertekanan tinggi.
6. Tindakan Jika Tumpah Kumpulkan dengan sekop, simpan dalam wadah tertutup. Hindari kontaminasi air tanah.
7. Penanganan & Penyimpanan Simpan di tempat sejuk, kering, berventilasi baik. Hindari panas berlebihan.
8. Pengendalian Paparan / APD Gunakan masker debu, sarung tangan karet, dan kacamata pelindung.
9. Sifat Fisik & Kimia Bentuk: Butiran putih Bau: Tidak berbau Titik leleh: 132 °C pH larutan: 7–9
10. Stabilitas & Reaktivitas Stabil pada kondisi normal. Dapat terurai pada suhu tinggi menghasilkan gas amonia & CO₂.
11. Informasi Toksikologi LD50 oral tikus: 8471 mg/kg. Paparan berlebihan dapat menyebabkan mual, sakit kepala.
12. Informasi Ekologi Dapat mencemari air jika jumlah besar masuk ke sungai.
13. Pembuangan Limbah Buang sesuai aturan lokal. Jangan buang ke saluran air umum.
14. Informasi Transportasi UN Number: Tidak di klasifikasikan sebagai barang berbahaya. Transportasi laut/udara: Aman.
15. Informasi Regulasi Tidak termasuk kategori bahan berbahaya menurut GHS.
16. Informasi Lain Tanggal terbit: Januari 2025 Revisi berikutnya: Januari 2028

Catatan:

  • Format di atas hanya contoh ringkas. MSDS asli bisa mencapai 10–20 halaman dengan uraian teknis lebih detail.
  • Eksportir perlu menyesuaikan isi MSDS sesuai dengan jenis produk, negara tujuan, dan regulasi internasional (GHS, IATA, IMO, ADR).

Simulasi Biaya Pembuatan Dokumen Ekspor MSDS dan Dampaknya pada Ekspor

Dalam praktik ekspor, banyak eksportir UMKM bingung soal berapa biaya yang harus di siapkan untuk membuat MSDS. Biaya ini bervariasi tergantung produk, jenis laboratorium, dan kebutuhan buyer.

1. Estimasi Biaya Pembuatan MSDS di Indonesia

Berikut kisaran biaya pembuatan MSDS (per Januari 2025):

Jenis Produk Estimasi Biaya MSDS Keterangan
Produk Kimia Sederhana (contoh: Urea, NaCl) Rp2.000.000 – Rp3.500.000 Bisa lebih murah karena analisis standar.
Produk Industri (contoh: Cat, Resin, Adhesive) Rp4.000.000 – Rp6.000.000 Membutuhkan analisis tambahan.
Produk dengan Risiko Tinggi (contoh: Pestisida, Baterai Lithium) Rp6.000.000 – Rp10.000.000 Lebih mahal karena uji toksikologi & regulasi ketat.

2. Simulasi Biaya Ekspor dengan MSDS

Misalkan seorang eksportir ingin mengekspor Pupuk Urea ke India dengan rincian:

  • Volume ekspor: 1 kontainer 20 feet (25 ton)
  • Harga FOB per ton: USD 300
  • Total nilai FOB: USD 7.500 (~Rp120.000.000, kurs Rp16.000)
  • Biaya pembuatan MSDS: Rp3.000.000
  • Biaya ekspor lain (dokumen, stuffing, trucking, dll.): Rp15.000.000

Total Biaya Ekspor = Rp120.000.000 + Rp15.000.000 + Rp3.000.000 = Rp138.000.000

Jika di hitung per ton:

Rp138.000.000 ÷ 25 ton = Rp5.520.000/ton

Sehingga harga ekspor per ton naik sekitar 2,5% hanya karena tambahan biaya MSDS.

3. Dampak Biaya MSDS terhadap Eksportir

  • Produk volume besar (kontainer penuh) → biaya MSDS relatif kecil karena terbagi ke banyak tonase.
  • Produk volume kecil (LCL/partial container) → biaya MSDS terasa lebih berat karena di tanggung dalam jumlah barang sedikit.
  • Negosiasi dengan buyer → sering kali biaya MSDS bisa di negosiasikan untuk di tanggung buyer, terutama jika permintaan berasal dari mereka.

Kesimpulan Simulasi Dokumen Ekspor MSDS

  • Biaya MSDS memang menambah pengeluaran eksportir, tapi nilainya relatif kecil di banding risiko barang tertahan di pelabuhan.
  • Eksportir perlu menganggap MSDS sebagai investasi dokumen wajib, bukan beban tambahan.
  • Strategi terbaik adalah menyusun MSDS sejak awal produksi, sehingga dokumen siap di gunakan kapan saja buyer meminta.

FAQ tentang Dokumen Ekspor MSDS

Apakah semua barang ekspor membutuhkan MSDS?

Tidak, Hanya barang yang termasuk kategori bahan berbahaya (hazardous materials) yang wajib di sertai MSDS.

Apakah Dokumen Ekspor MSDS berlaku seumur hidup?

Tidak, MSDS biasanya memiliki masa berlaku tertentu (3–5 tahun) dan harus di perbarui jika ada perubahan formula produk.

Berapa biaya membuat Dokumen Ekspor MSDS?

Biaya pembuatan MSDS bervariasi, mulai dari Rp2 juta – Rp10 juta, tergantung jenis produk dan laboratorium penerbit.

Apakah MSDS bisa di buat sendiri oleh eksportir?

Tidak di sarankan, MSDS harus di keluarkan oleh produsen atau lembaga resmi yang berwenang, agar sah secara internasional.

Apakah Dokumen Ekspor MSDS harus di terjemahkan?

Ya, terutama jika buyer atau negara tujuan meminta versi bahasa lokal (misalnya bahasa Mandarin untuk China, bahasa Jepang untuk Jepang, atau bahasa Inggris sebagai standar internasional).


Jika Anda mencari mitra profesional untuk mendukung bisnis ekspor, impor, undername, bea cukai, atau freight forwarding, PT Jangkar Global Groups adalah solusi terpercaya yang mengutamakan kecepatan, kualitas, dan kepuasan pelanggan. Cek layanan kami disini!

YUK KONSULTASIKAN DULU KEBUTUHAN ANDA,
HUBUNGI KAMI UNTUK INFORMASI & PEMESANAN

Email :
support[at]jasaeksporimpor.co.id

Telp kantor :
(021) 2200 8353
(021) 2298 6852

Pengaduan Pelanggan :
0877 9699 9992 (Jasa Ekspor)
0877 9699 9994 (Jasa Impor)

Google Maps : PT Jangkar Global Groups

Scroll to Top