Beranda » Blog » Cara Ekspor Alumunium Scrap

Cara Ekspor Alumunium Scrap

Cara Ekspor Alumunium scrap: Panduan Lengkap untuk Pelaku Usaha

Cara Ekspor Alumunium scrap: Panduan Lengkap untuk Pelaku Usaha

Ekspor alumunium scrap menjadi peluang bisnis yang menjanjikan, terutama di tengah tingginya permintaan industri daur ulang global. Namun, proses ekspor tidak bisa di lakukan sembarangan—ada syarat dokumen, regulasi, hingga prosedur logistik yang harus di patuhi. Artikel ini akan membahas cara ekspor alumunium scrap secara lengkap dan praktis.

Pahami Regulasi Ekspor Alumunium scrap

Sebelum memulai ekspor scrap, pelaku usaha wajib memahami aturan yang berlaku di Indonesia. Pemerintah mengatur ekspor barang scrap logam untuk mencegah penyelundupan bahan baku strategis dan mendukung industri hilir dalam negeri.

Berikut beberapa hal penting:

  • Kode HS untuk alumunium scrap: Pastikan kode HS yang di gunakan sesuai (biasanya 7602 untuk aluminium waste and scrap).
  • kemudian, Larangan dan pembatasan (lartas): Periksa apakah perlu persetujuan ekspor (PE) dari Kementerian Perdagangan atau instansi terkait.
  • Selanjutnya, Ketentuan lingkungan: Pastikan scrap bebas limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) sesuai regulasi KLHK.

Dengan memahami regulasi sejak awal, eksportir bisa menghindari penolakan dokumen atau penahanan barang di pelabuhan.

Baca juga: Cara Ekspor Kopi Ke Jepang

Siapkan Dokumen Ekspor Alumunium scrap

Langkah berikutnya dalam cara ekspor alumunium scrap adalah menyiapkan dokumen lengkap. Beberapa dokumen utama yang biasanya di perlukan:

  • Invoice dan packing list: Rincian nilai dan volume barang.
  • Surat persetujuan ekspor (jika wajib PE): Dokumen persetujuan dari pemerintah.
  • Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB): Di sampaikan lewat sistem INSW.
  • Dokumen kepabeanan: Bukti pembayaran bea keluar (jika di kenakan) dan dokumen pelengkap lainnya.
  • Surat keterangan non-B3: Untuk membuktikan scrap tidak termasuk limbah B3.

Dokumen lengkap dan valid mempermudah proses pengurusan di Bea Cukai dan mempercepat keberangkatan barang.

Pilih Jalur Pengiriman dan Mitra Logistik

Ekspor alumunium scrap umumnya menggunakan kontainer via laut. Berikut tips memilih jalur dan mitra logistik:

  • Pilih freight forwarding berpengalaman dalam ekspor scrap logam.
  • Kemudian, Pastikan kontainer sesuai—umumnya menggunakan 20’ atau 40’ dry container.
  • Pertimbangkan pelabuhan muat dan pelabuhan tujuan untuk meminimalkan biaya.

Mitra logistik yang andal akan membantu proses stuffing, customs clearance, hingga pengiriman door-to-door bila di perlukan.

Proses Bea Cukai dan Pengapalan

Prosedur ekspor melibatkan pemeriksaan Bea Cukai:

  • Ajukan PEB melalui sistem INSW.
  • Lengkapi semua dokumen pendukung.
  • Tunggu hasil jalur (hijau, kuning, merah) dan lakukan pemeriksaan fisik jika di perlukan.
  • Setelah lolos pemeriksaan, dapatkan NPE (Nota Persetujuan Ekspor) untuk memuat barang ke kapal.

Dengan mengikuti prosedur resmi, risiko denda atau penahanan barang bisa di hindari.

Tips Sukses Ekspor Alumunium scrap

Untuk meningkatkan peluang ekspor yang lancar dan menguntungkan:

  • Bangun relasi dengan buyer terpercaya di luar negeri.
  • Pastikan kualitas scrap sesuai spesifikasi buyer.
  • Perbarui informasi regulasi, karena kebijakan ekspor scrap logam bisa berubah.
  • Gunakan jasa konsultan ekspor atau undername (jika belum memiliki izin sendiri).

Maka, Dengan strategi tepat, ekspor alumunium scrap bukan hanya peluang melepas barang sisa produksi, tetapi juga bisnis berkelanjutan yang mendukung ekonomi sirkular.

Ekspor alumunium scrap memerlukan pemahaman mendalam tentang regulasi, dokumen, hingga logistik. Dengan persiapan matang, pelaku usaha bisa memanfaatkan peluang pasar internasional secara legal dan menguntungkan. Jangan ragu berkonsultasi dengan forwarder atau jasa ekspor profesional untuk membantu proses lebih mudah.

Baca Juga: Cara Dapat Izin Ekspor Firniture

Harga Aluminium Scrap: Faktor Penentu dan Update Pasar Terbaru

Harga aluminium scrap menjadi topik penting bagi pelaku industri daur ulang logam, eksportir, hingga manufaktur yang bergantung pada bahan baku sekunder.  Jual dan beli bisa sangat fluktuatif harganya, di pengaruhi banyak faktor lokal maupun global. Artikel ini membahas apa saja yang memengaruhi harga aluminium scrap, kisaran harga terbaru, dan tips mendapatkan harga terbaik.

Jenis-jenis aluminium scrap umum di pasar:

  • New scrap (industrial scrap): Potongan sisa produksi, biasanya lebih bersih.
  • Old scrap (post-consumer scrap): Barang bekas seperti velg mobil, kabel, kaleng.
  • Mixed scrap: Campuran berbagai kualitas dan paduan.

Faktor Penentu Harga Aluminium Scrap

Harga aluminium scrap tidak tetap. Berikut faktor utama yang memengaruhi:

Harga Aluminium Primer di Pasar Global

Harga logam di bursa dunia (misalnya LME – London Metal Exchange) jadi acuan. Saat harga aluminium primer naik, scrap juga naik.

Kualitas dan Kadar Paduan

Scrap bersih tanpa kontaminasi (pure, clean) harganya jauh lebih tinggi di banding campuran kotor atau mixed scrap.

Volume dan Skala Transaksi

Penjual besar dengan volume rutin sering mendapat harga lebih kompetitif.

Lokasi dan Biaya Transportasi

Jarak ke pabrik peleburan atau pelabuhan memengaruhi biaya angkut. Lokasi strategis bisa menekan biaya logistik.

Permintaan dan Penawaran Lokal

Pabrik dalam negeri yang kekurangan bahan baku scrap cenderung membayar lebih mahal.

Kebijakan Ekspor-Impor

Larangan atau pembatasan ekspor scrap di beberapa negara bisa menurunkan suplai lokal dan menaikkan harga.

Kisaran Harga Aluminium Scrap Terbaru

Harga aluminium scrap berubah-ubah sesuai kondisi pasar. Sebagai gambaran (estimasi):

Jenis Scrap Kisaran Harga (IDR/Kg)
Clean aluminium Rp 18.000 – Rp 25.000
Mixed aluminium Rp 12.000 – Rp 17.000
Aluminium kabel Rp 20.000 – Rp 26.000
Profil / extrusion Rp 19.000 – Rp 24.000

Catatan: Harga bersifat indikatif. Bisa berbeda antar kota, pabrik, atau eksportir, dan dapat berubah mingguan mengikuti pasar global.

Tips Mendapatkan Harga Aluminium Scrap Terbaik

  • Pilah dan Bersihkan Scrap
    Scrap bersih bebas kontaminasi plastik, karet, atau logam lain di hargai lebih tinggi.
  • Jual dalam Jumlah Besar
    Skala transaksi memengaruhi harga. Penjual partai besar sering mendapat harga lebih baik.
  • Pantau Harga Global dan Lokal
    Ikuti perkembangan harga LME dan pasar lokal. Waktu jual yang tepat bisa meningkatkan margin.
  • Bangun Hubungan dengan Pabrik atau Broker
    Hubungan baik dengan pembeli bisa menghasilkan kontrak jangka panjang dengan harga stabil.
  • Cek Regulasi Ekspor
    Bagi eksportir, pastikan mengikuti perizinan ekspor untuk mengakses pasar luar negeri yang bisa menawarkan harga lebih tinggi.

Harga aluminium scrap tidak hanya di tentukan oleh berat timbangan. Kualitas, permintaan pasar, lokasi, dan kebijakan perdagangan berperan besar. Dengan strategi yang tepat—mulai dari memilah scrap, memilih pembeli yang tepat, hingga memanfaatkan peluang ekspor—pelaku usaha bisa memaksimalkan nilai jual dan mendukung industri daur ulang yang lebih berkelanjutan.

Butuh bantuan untuk update harga aluminium scrap terbaru atau konsultasi ekspor? Hubungi kami untuk layanan informasi, undername, hingga freight forwarding!

Dimana Persebaran Aluminium di Indonesia? Ini Penjelasannya

Aluminium adalah salah satu logam strategis yang banyak di gunakan di berbagai industri—dari konstruksi, transportasi, hingga kemasan. Namun, aluminium murni tidak di temukan begitu saja di alam. Sumber utamanya adalah bijih bauksit, yang harus di olah melalui proses kimia menjadi alumina, lalu dilebur menjadi aluminium.

Jadi, saat kita bertanya “Di mana persebaran aluminium di Indonesia?”, yang di maksud sebenarnya adalah persebaran cadangan bauksit—bahan baku utama aluminium.

Berikut penjelasan lengkap mengenai wilayah persebaran bauksit di Indonesia, pusat pengolahan, dan potensi industrinya.

Persebaran Bauksit sebagai Bahan Baku Aluminium

Indonesia memiliki cadangan bauksit yang cukup besar dan menjadi salah satu produsen utama di dunia. Persebarannya cukup terkonsentrasi di beberapa wilayah berikut:

a. Kepulauan Riau

  • Pulau Bintan dan pulau-pulau sekitarnya menjadi salah satu penghasil bauksit tertua di Indonesia.
  • Penambangan bauksit di Bintan sudah di mulai sejak era kolonial.
  • Kualitas bauksit relatif baik, dengan kandungan alumina tinggi.

b. Kalimantan Barat

  • Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Sanggau merupakan pusat produksi bauksit terbesar di Kalimantan.
  • Di daerah ini juga sudah berdiri beberapa fasilitas pemurnian (smelter grade alumina refinery).
  • Pemerintah mendorong pembangunan industri hilir di wilayah ini.

c. Kalimantan Tengah

  • Menyimpan cadangan bauksit yang potensial, walau belum seintensif Kalimantan Barat dalam penambangan.
  • Eksplorasi terus di lakukan untuk mengukur cadangan pasti.

d. Bangka Belitung

  • Selain timah, beberapa titik di Bangka Belitung memiliki endapan bauksit.
  • Skala produksinya lebih kecil di banding Bintan atau Kalimantan Barat.

Pusat Pengolahan Bauksit Menjadi Alumina

Setelah di tambang, bauksit tidak langsung menjadi aluminium logam. Prosesnya melalui tahap pemurnian (refining) menjadi alumina (Al₂O₃), baru kemudian di lebur (smelting) menjadi aluminium.

Indonesia sedang mendorong hilirisasi tambang dengan membangun fasilitas pengolahan:

  • Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Ketapang, Kalimantan Barat
    Salah satu pabrik terbesar di Indonesia yang mengolah bauksit lokal menjadi alumina.
  • Pabrik alumina di Mempawah, Kalimantan Barat
    Proyek pengolahan lanjutan yang mendukung program hilirisasi nasional.

Dengan adanya pabrik ini, di harapkan ekspor bahan mentah (raw bauksit) berkurang, dan nilai tambah bisa di nikmati di dalam negeri.

Potensi Industri Ekspor Alumunium Scrap di Indonesia

Karena ketersediaan bahan baku (bauksit) yang besar, Indonesia memiliki potensi besar menjadi pemain penting dalam industri aluminium:

  • Cadangan bauksit melimpah di Kalimantan dan Kepulauan Riau.
  • Pabrik pengolahan alumina dalam negeri terus dikembangkan.
  • Kebijakan hilirisasi mendorong investasi smelter aluminium.
  • Permintaan aluminium domestik tinggi (konstruksi, transportasi, kemasan, energi).

Pemerintah menargetkan Indonesia tidak hanya mengekspor bauksit mentah, tetapi mampu memproduksi alumina dan aluminium siap pakai untuk memenuhi kebutuhan lokal dan pasar ekspor.

Tantangan dan Harapan Ekspor Alumunium Scrap

Walau kaya cadangan, industri aluminium Indonesia menghadapi tantangan:

  • Investasi smelter butuh modal besar dan energi murah.
  • Infrastruktur (pelabuhan, listrik) perlu mendukung produksi massal.
  • Kebijakan ekspor-impor harus stabil untuk menarik investor.

Dengan sinergi pemerintah dan swasta, Indonesia berpotensi menjadi pusat industri aluminium regional yang kompetitif.


Jika Anda mencari mitra profesional untuk mendukung bisnis ekspor, impor, undername, bea cukai, atau freight forwarding, PT Jangkar Global Groups adalah solusi terpercaya yang mengutamakan kecepatan, kualitas, dan kepuasan pelanggan. Cek layanan kami disini!

YUK KONSULTASIKAN DULU KEBUTUHAN ANDA,
HUBUNGI KAMI UNTUK INFORMASI & PEMESANAN

Email : support[at]jasaeksporimpor.co.id
Website: jasaeksporimpor.co.id
Telp kantor :
+622122008353
+622122986852
Pengaduan Pelanggan :
0877-9699-9992 (Jasa Ekspor)
0877-9699-9994 (Jasa Impor)
Google Maps : PT Jangkar Global Groups

Scroll to Top