Beranda » Blog » Ekspor Rempah ke Eropa: Syarat, Prosedur, dan Peluang Pasar

Ekspor Rempah ke Eropa: Syarat, Prosedur, dan Peluang Pasar

Ekspor Rempah ke Eropa Syarat, Prosedur, dan Peluang Pasar

Ekspor rempah ke Eropa – Indonesia di kenal sebagai negeri rempah sejak ratusan tahun lalu. Mulai dari cengkeh, pala, lada, kayu manis, jahe, hingga kunyit telah menjadi komoditas pertanian unggulan yang di minati dunia. Salah satu pasar terbesar yang menyerap rempah Indonesia adalah Uni Eropa, yang memiliki standar ketat namun memberikan peluang besar bagi eksportir.

Maka, artikel ini akan membahas secara lengkap tentang syarat ekspor rempah ke Eropa, prosedur pengiriman, dokumen yang di butuhkan, peluang pasar, hingga FAQ yang sering di tanyakan eksportir pemula.

Baca juga: Syarat Ekspor Cengkeh ke Arab Saudi: Panduan Lengkap

Mengapa Eropa Menjadi Pasar Strategis untuk Rempah?

Tingginya Konsumsi Rempah di Eropa

Eropa memiliki tradisi kuliner yang banyak menggunakan rempah, baik untuk masakan, roti, saus, maupun produk olahan. Rempah juga di gunakan untuk industri farmasi, kosmetik, dan kesehatan alami (herbal supplement).

Regulasi Jelas dan Stabil

Uni Eropa memiliki aturan perdagangan yang transparan. Meski ketat, hal ini memberi kepastian hukum bagi eksportir yang bisa memenuhi standar.

Nilai Ekspor Tinggi

Menurut data ITC Trade Map, impor rempah Uni Eropa mencapai miliaran euro per tahun. Indonesia masuk dalam 10 besar pemasok rempah utama ke Eropa, bersaing dengan India, Vietnam, dan China.

Baca juga: Izin Ekspor Minyak Sawit Mentah CPO Terbaru

Jenis Rempah Indonesia yang Paling Di minati di Eropa

Lada

Kemudian, Lada hitam dan putih asal Lampung serta Bangka Belitung terkenal kualitasnya. Banyak di gunakan di industri makanan Eropa.

Pala

Selanjutnya, Pala dari Maluku dan Aceh termasuk yang terbaik di dunia. Produk turunan seperti minyak pala juga di minati.

Kayu Manis

Berikutnya, Kayu manis (Cinnamomum burmannii) asal Sumatera Barat di kenal sebagai “Indonesian Cassia” dan menjadi primadona ekspor ke Belanda dan Jerman.

Cengkeh

Meski lebih banyak di pakai di industri rokok domestik, cengkeh juga di ekspor ke Eropa untuk kebutuhan farmasi dan minuman herbal.

Jahe dan Kunyit

Meningkatnya tren healthy lifestyle di Eropa membuat permintaan jahe, kunyit, dan rempah herbal terus naik.

Baca juga: COO Form B Ekspor: Syarat dan Panduan Lengkap

Syarat Ekspor Rempah ke Eropa

Standar Mutu

  • Kadar air maksimal (biasanya 12–14%).
  • Kemudian, Bebas dari kontaminasi (aflatoksin, pestisida, logam berat).
  • Selanjutnya, Sortasi dan grading sesuai ukuran, warna, dan aroma.

Sertifikasi Wajib

  • Phytosanitary Certificate dari Karantina Pertanian.
  • Kemudian, Certificate of Origin (COO Form A atau EUR.1).
  • Selanjutnya, Analisis laboratorium terkait kandungan kimia.
  • Sertifikasi tambahan (opsional tetapi di sarankan): Organic Certification, Fair Trade, HACCP, ISO 22000.

Regulasi Uni Eropa

  • Food Safety (EFSA – European Food Safety Authority).
  • Kemudian, Maximum Residue Levels (MRL) untuk pestisida.
  • General Food Law (EC 178/2002).
  • Kontaminan mikroba (E. coli, Salmonella) tidak boleh melebihi ambang batas.

Baca juga: Cara Membuat Sertifikat Phytosanitary

Prosedur Ekspor Rempah ke Eropa

Persiapan Produk

  • Pastikan kualitas sesuai standar ekspor.
  • Gunakan pengemasan sesuai aturan Eropa (misalnya food grade packaging).

Dokumen yang Harus Di siapkan

  • Invoice
  • Packing List
  • Bill of Lading / Airway Bill
  • Phytosanitary Certificate
  • Certificate of Origin
  • Hasil uji laboratorium

Proses Pengiriman

  • Eksportir bekerja sama dengan freight forwarder.
  • Barang di kirim via laut (FCL/LCL) atau udara (untuk rempah bernilai tinggi).
  • Setelah tiba di Eropa, barang di periksa oleh Customs dan Food Safety Authority negara tujuan.

Baca juga: Syarat Phytosanitary: Kunci Ekspor Impor Komoditas Pertanian

Peluang Pasar Ekspor Rempah ke Eropa

Permintaan Stabil

Eropa tidak bisa menanam rempah tropis, sehingga selalu bergantung pada impor.

Nilai Tambah Produk Olahan

Selain rempah mentah, Eropa juga mengimpor ekstrak minyak atsiri, bubuk rempah, serta bumbu instan.

Tren Produk Organik

Produk organik mendapatkan harga premium di Eropa. Eksportir bisa meningkatkan nilai jual dengan sertifikasi EU Organic.

Akses Pasar Lebih Mudah

Dengan perjanjian perdagangan internasional, produk Indonesia lebih mudah masuk ke Eropa di banding beberapa negara pesaing.

Baca juga: Syarat Ekspor Elektronik ke Amerika: Panduan Lengkap

Tantangan Ekspor Rempah ke Eropa

  1. Standar ketat: banyak produk Indonesia di tolak karena tidak lolos uji residu.
  2. Persaingan dengan India & Vietnam: kedua negara ini memiliki efisiensi produksi tinggi.
  3. Fluktuasi harga: harga rempah di pengaruhi panen, iklim, dan permintaan global.
  4. Rantai distribusi panjang: dari petani ke eksportir membutuhkan standar yang konsisten.

Strategi Sukses Ekspor Rempah ke Eropa

  1. Bangun kemitraan dengan petani untuk menjaga kualitas.
  2. Gunakan teknologi pascapanen (pengeringan modern, sortasi otomatis).
  3. Lengkapi sertifikasi internasional agar produk lebih di percaya.
  4. Ikut pameran internasional seperti SIAL Paris, Anuga Cologne, dan Biofach Nuremberg.
  5. Diversifikasi produk: jangan hanya ekspor rempah mentah, tetapi juga bubuk, ekstrak, atau minyak atsiri.

Simulasi Biaya Ekspor Rempah ke Eropa

Misalnya seorang eksportir ingin mengirim 10 ton kayu manis ke Belanda.

  • Harga beli petani: Rp40.000/kg → total Rp400.000.000
  • Biaya sortasi & pengemasan: Rp50.000.000
  • Biaya sertifikasi & dokumen: Rp20.000.000
  • Biaya pengiriman laut (FCL 1x40ft): Rp60.000.000
  • Total modal: Rp530.000.000

Harga jual di Belanda: USD 7/kg (~Rp110.000/kg)
→ 10 ton = Rp1.100.000.000

Keuntungan kotor: Rp570.000.000

Ekspor rempah ke Eropa merupakan peluang besar bagi Indonesia. Dengan memenuhi standar mutu, sertifikasi, dan regulasi Uni Eropa, eksportir bisa menembus pasar premium yang stabil dan bernilai tinggi. Meski ada tantangan seperti persaingan ketat dan standar yang rumit, strategi yang tepat dapat menjadikan rempah Indonesia kembali berjaya di pasar dunia.

FAQ Seputar Ekspor Rempah ke Eropa

Apakah semua rempah bisa di ekspor ke Eropa?

Tidak semua. Rempah harus memenuhi standar keamanan pangan Uni Eropa, terutama terkait aflatoksin dan residu pestisida.

Apa dokumen utama untuk ekspor rempah?

Phytosanitary Certificate, Certificate of Origin, hasil uji laboratorium, invoice, packing list, dan Bill of Lading.

Apakah perlu sertifikat organik untuk ekspor?

Tidak wajib, tetapi sangat di sarankan jika ingin masuk pasar premium seperti Jerman, Belanda, dan Perancis.

Bagaimana cara mencari buyer rempah di Eropa?

Melalui pameran dagang internasional, platform B2B (Alibaba, Tradekey), atau kerja sama dengan ITPC/KBRI di negara tujuan.

Apa risiko terbesar ekspor rempah ke Eropa?

Penolakan barang di pelabuhan karena tidak lolos uji kualitas atau dokumen tidak lengkap.

Berapa lama pengiriman rempah ke Eropa?

Via laut sekitar 25–35 hari tergantung negara tujuan. Via udara hanya 3–5 hari namun biaya lebih tinggi.

Apakah ada bantuan pemerintah untuk eksportir rempah?

Ya, seperti fasilitasi pembiayaan ekspor (LPEI/Eximbank), pelatihan ekspor, serta promosi dagang dari Kementerian Perdagangan.


Jika Anda mencari mitra profesional untuk mendukung bisnis ekspor, impor, undername, bea cukai, atau freight forwarding, PT Jangkar Global Groups adalah solusi terpercaya yang mengutamakan kecepatan, kualitas, dan kepuasan pelanggan. Cek layanan kami disini!

YUK KONSULTASIKAN DULU KEBUTUHAN ANDA,
HUBUNGI KAMI UNTUK INFORMASI & PEMESANAN

Email :
support[at]jasaeksporimpor.co.id

Telp kantor :
(021) 2200 8353
(021) 2298 6852

Pengaduan Pelanggan :
0877 9699 9992 (Jasa Ekspor)
0877 9699 9994 (Jasa Impor)

Google Maps : PT Jangkar Global Groups

Scroll to Top