Ekspor Tempe ke Korea – Indonesia di kenal sebagai negara dengan kekayaan kuliner yang sangat beragam. Salah satu produk pangan tradisional yang kini mulai mendunia adalah tempe. Makanan yang berasal dari fermentasi kedelai ini bukan hanya menjadi lauk sehari-hari masyarakat Indonesia, tetapi juga mulai di minati oleh pasar internasional, termasuk Korea Selatan.
Maka, dengan tren healthy lifestyle dan meningkatnya permintaan produk plant-based food, ekspor tempe ke Korea menjadi peluang besar bagi para pelaku usaha. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai peluang ekspor tempe ke Korea, syarat dan dokumen yang di butuhkan, tantangan, strategi pemasaran, hingga simulasi biaya ekspor.
Baca juga: Ekspor Nanas ke Jepang: Syarat, dan Prosedur
Mengapa Tempe Potensial untuk Di ekspor ke Korea?
1. Tren Makanan Sehat di Korea
Namun, masyarakat Korea kini semakin sadar akan pentingnya gaya hidup sehat. Produk berbahan dasar nabati seperti kedelai, almond, oat, dan kacang-kacangan mengalami peningkatan permintaan. Tempe sebagai salah satu superfood kaya protein, rendah lemak, dan tinggi serat, berpotensi masuk dalam pasar ini.
2. Peningkatan Gaya Hidup Vegan dan Vegetarian
Di Korea, komunitas vegetarian dan vegan semakin berkembang. Restoran vegan mulai bermunculan di Seoul, Busan, hingga Daegu. Produk seperti tempe frozen, tempe burger, atau tempe chips bisa menjadi pilihan alternatif daging bagi konsumen vegan.
3. Komunitas Indonesia di Korea
Jumlah pekerja migran dan mahasiswa Indonesia di Korea cukup besar. Mereka menjadi konsumen awal tempe impor, terutama untuk memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari. Hal ini bisa menjadi pintu masuk untuk memperkenalkan tempe lebih luas ke masyarakat Korea.
4. Dukungan Diplomasi Kuliner Indonesia
Pemerintah Indonesia melalui berbagai kedutaan dan promosi kuliner juga aktif memperkenalkan tempe di luar negeri. Bahkan, ada kampanye global yang menyebut tempe sebagai “warisan kuliner dunia dari Indonesia”.
Baca juga: Ekspor Daun Pisang Kering ke Eropa: Panduan Lengkap
Syarat Ekspor Tempe ke Korea
Oleh karena itu, untuk bisa melakukan ekspor tempe ke Korea Selatan, eksportir harus memahami regulasi baik dari sisi Indonesia maupun Korea. Berikut adalah syarat-syarat penting:
1. Legalitas Usaha di Indonesia
- Memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha).
- Kemudian, Terdaftar sebagai eksportir resmi di Kementerian Perdagangan.
- Selanjutnya, Memiliki izin produksi dari Dinas Kesehatan atau Dinas Perdagangan.
2. Sertifikasi Pangan
- BPOM RI (Badan Pengawas Obat dan Makanan): untuk menjamin keamanan konsumsi.
- Sertifikat Halal: penting karena mayoritas konsumen Indonesia Muslim, dan juga mulai diminati pasar global.
- NKV (Nomor Kontrol Veteriner): untuk industri pangan berbahan baku kedelai.
3. Dokumen Ekspor Tempe
Beberapa dokumen standar ekspor tempe antara lain:
- Invoice dan packing list.
- Bill of Lading (B/L).
- Certificate of Origin (COO).
- Phytosanitary Certificate (untuk bahan nabati).
- Dokumen perjanjian dengan importir Korea.
4. Persyaratan dari Korea Selatan
- Produk harus sesuai standar Korea Food and Drug Administration (KFDA).
- Wajib memiliki label berbahasa Korea yang memuat komposisi, kandungan gizi, tanggal produksi, kedaluwarsa, dan informasi produsen.
- Uji keamanan pangan sebelum izin edar diberikan.
Baca juga: Pembuatan Dokumen Ekspor Cocopeat: Syarat dan Proses
Tantangan Ekspor Tempe ke Korea
Walaupun peluangnya besar, ada beberapa tantangan dalam mengekspor tempe ke Korea, di antaranya:
1. Masa Simpan yang Pendek
Tempe segar hanya bisa bertahan 2–3 hari pada suhu ruang. Untuk menembus pasar ekspor, eksportir harus melakukan inovasi seperti tempe frozen, tempe kering, atau tempe siap saji dalam kemasan modern.
2. Persaingan dengan Produk Kedelai Lain
Di Korea, produk kedelai seperti tofu (tahu), soy milk, dan natto (fermentasi Jepang) sudah populer. Oleh karena itu, tempe harus dipasarkan dengan branding yang kuat sebagai makanan sehat khas Indonesia.
3. Regulasi Ekspor Tempe Pangan yang Ketat
Korea Selatan memiliki regulasi impor pangan yang detail dan ketat. Jika dokumen dan standar tidak lengkap, produk bisa ditolak masuk.
4. Biaya Logistik Tinggi
Pengiriman ke Korea membutuhkan biaya logistik yang cukup besar, apalagi untuk produk yang membutuhkan cold storage. Hal ini bisa memengaruhi harga jual di pasar Korea.
Strategi Sukses Ekspor Tempe ke Korea
Maka, agar bisa bersaing di pasar Korea, berikut beberapa strategi yang bisa dilakukan eksportir:
1. Inovasi Produk
- Tempe frozen (beku) agar lebih tahan lama.
- Tempe chips atau keripik tempe sebagai camilan sehat.
- Tempe burger atau tempe steak untuk restoran vegan.
2. Branding dan Edukasi Pasar
Perlu kampanye untuk memperkenalkan tempe sebagai superfood khas Indonesia. Misalnya dengan menonjolkan:
- Tinggi protein nabati.
- Rendah kolesterol.
- Ramah lingkungan dibanding daging sapi.
3. Kerja Sama dengan Distributor Lokal
Bekerja sama dengan importir atau distributor di Korea akan mempermudah proses izin edar dan distribusi ke supermarket, restoran, atau toko Asia.
4. Optimasi Kemasan Ekspor Tempe
Maka, gunakan teknologi pengemasan modern seperti vacuum pack, modified atmosphere packaging (MAP), atau blast freezing agar produk awet dan tetap segar.
Simulasi Biaya Ekspor Tempe ke Korea
Sebagai gambaran, berikut contoh simulasi biaya ekspor 1 ton tempe frozen dari Indonesia ke Korea:
Komponen Biaya | Estimasi Biaya (IDR) |
---|---|
Produksi tempe (1 ton) | Rp 35.000.000 |
Pengemasan (vacuum + box) | Rp 10.000.000 |
Cold storage (penyimpanan beku) | Rp 5.000.000 |
Transportasi lokal | Rp 3.000.000 |
Biaya pengurusan dokumen | Rp 7.000.000 |
Ocean freight (pengiriman laut, reefer container 20 ft) | Rp 40.000.000 |
Asuransi ekspor | Rp 2.500.000 |
Total Biaya | Rp 102.500.000 |
Jika dijual ke Korea dengan harga USD 5/kg (sekitar Rp 75.000), maka potensi omzet dari 1 ton adalah:
1.000 kg x Rp 75.000 = Rp 75.000.000
Artinya, eksportir perlu mengatur strategi harga dan volume agar tetap kompetitif dan menguntungkan.
FAQ Seputar Ekspor Tempe ke Korea
1. Apakah tempe bisa masuk ke pasar Korea secara legal?
Ya, asalkan memenuhi syarat sertifikasi, dokumen ekspor, dan regulasi dari KFDA.
2. Jenis tempe apa yang cocok untuk pasar Korea?
Produk tempe frozen, tempe chips, atau olahan siap masak lebih cocok karena daya tahannya lebih lama dibanding tempe segar.
3. Apakah ekspor tempe membutuhkan sertifikat halal?
Tidak wajib di Korea, tetapi sangat disarankan karena menambah nilai jual dan menarik konsumen Muslim.
4. Bagaimana cara menemukan importir tempe di Korea?
Eksportir bisa mencari melalui KBRI Seoul, Atase Perdagangan, pameran produk makanan internasional, atau marketplace B2B seperti Alibaba dan TradeKorea.
5. Apakah ada peluang ekspor tempe ke restoran vegan di Korea?
Ya, restoran vegan di Seoul dan kota besar lainnya menjadi target utama karena mereka mencari alternatif protein nabati.
Ekspor tempe ke Korea adalah peluang besar yang bisa dimanfaatkan pelaku usaha Indonesia. Dengan tren makanan sehat, komunitas vegan, dan meningkatnya minat pada produk nabati, tempe memiliki pasar potensial di Korea Selatan.
Namun, eksportir harus memperhatikan syarat ekspor, inovasi produk, strategi branding, serta biaya logistik agar dapat bersaing dengan produk kedelai lain yang sudah ada di pasar. Dengan strategi yang tepat, tempe Indonesia bisa menjadi ikon kuliner global dan memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen pangan sehat dunia.
Jika Anda mencari mitra profesional untuk mendukung bisnis ekspor, impor, undername, bea cukai, atau freight forwarding, PT Jangkar Global Groups adalah solusi terpercaya yang mengutamakan kecepatan, kualitas, dan kepuasan pelanggan. Cek layanan kami disini!
YUK KONSULTASIKAN DULU KEBUTUHAN ANDA,
HUBUNGI KAMI UNTUK INFORMASI & PEMESANAN
Email :
support[at]jasaeksporimpor.co.id
Telp kantor :
(021) 2200 8353
(021) 2298 6852
Pengaduan Pelanggan :
0877 9699 9992 (Jasa Ekspor)
0877 9699 9994 (Jasa Impor)
Google Maps : PT Jangkar Global Groups