Beranda » Blog » Impor Mesin Pertanian dari Thailand Panduan Lengkap

Impor Mesin Pertanian dari Thailand Panduan Lengkap

Impor Mesin Pertanian dari Thailand Panduan Lengkap

Pendahuluan Impor Mesin Pertanian dari Thailand

Daftar Isi

Impor Mesin Pertanian – Sektor pertanian masih menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia, terutama dalam penyediaan pangan dan bahan baku industri. Namun, tantangan modernisasi pertanian terus muncul seiring meningkatnya kebutuhan efisiensi, produktivitas, dan kualitas hasil panen. Salah satu solusi yang banyak dilirik adalah penggunaan mesin pertanian modern.

Thailand, sebagai salah satu negara dengan perkembangan teknologi pertanian paling maju di Asia Tenggara, menjadi mitra strategis bagi Indonesia dalam penyediaan mesin pertanian. Produk mesin pertanian dari Thailand dikenal memiliki kualitas yang baik, harga bersaing, serta sesuai dengan karakteristik lahan tropis di kawasan Asia. Tidak mengherankan jika impor mesin pertanian dari Thailand semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai alasan mengimpor mesin pertanian dari Thailand, jenis-jenis mesin yang banyak digunakan, regulasi impor, hingga tips agar proses berjalan lancar. Dengan panduan ini, pelaku usaha, petani modern, maupun perusahaan agribisnis dapat memahami langkah-langkah strategis dalam mendatangkan mesin pertanian dari Thailand ke Indonesia.

Baca juga : Cara Impor Alat Berat dari Jepang untuk Proyek Konstruksi

Mengapa Impor Mesin Pertanian dari Thailand?

Ada beberapa alasan kuat mengapa Thailand menjadi pilihan utama bagi Indonesia dalam memenuhi kebutuhan mesin pertanian:

Kualitas Teruji dan Inovatif

Mesin pertanian dari Thailand dirancang khusus untuk kondisi lahan tropis yang mirip dengan Indonesia. Teknologi yang digunakan juga sudah teruji di lapangan, mulai dari traktor, rice transplanter, hingga combine harvester.

Harga Kompetitif – Impor Mesin Pertanian

Dibandingkan produk dari Jepang atau Eropa, harga mesin pertanian Thailand relatif lebih terjangkau. Hal ini membuatnya lebih mudah dijangkau oleh petani maupun perusahaan agribisnis di Indonesia.

Kedekatan Geografis

Sebagai negara tetangga di Asia Tenggara, ongkos kirim dari Thailand ke Indonesia lebih murah dan waktu pengiriman lebih singkat dibanding impor dari benua lain.

Ketersediaan Suku Cadang dan Layanan Purna Jual

Karena distribusi produk pertanian Thailand cukup luas di kawasan ASEAN, suku cadang dan layanan perawatan mesin relatif lebih mudah ditemukan.

Dukungan Perdagangan Regional

Indonesia dan Thailand sama-sama anggota ASEAN, sehingga mendapat manfaat dari skema perdagangan bebas ASEAN (ATIGA). Dengan adanya Form D, bea masuk bisa ditekan hingga 0–5%.

Dengan berbagai keuntungan tersebut, impor mesin pertanian dari Thailand menjadi opsi strategis bagi Indonesia untuk mempercepat modernisasi sektor pertanian sekaligus menekan biaya operasional.

Baca juga : Harga Ekspor Kacang Kedelai Terbaru: Simulasi Biaya

Jenis Mesin Pertanian yang Banyak Diimpor

Jenis mesin Thailand cukup beragam dan dirancang untuk mendukung seluruh tahapan proses bercocok tanam, mulai dari pengolahan lahan hingga pascapanen. Beberapa jenis yang paling banyak diminati di Indonesia antara lain:

Traktor Roda Dua dan Roda Empat – Impor Mesin Pertanian

Digunakan untuk membajak, mengolah tanah, dan mempersiapkan lahan dengan lebih cepat dibanding cara tradisional.

Rice Transplanter (Mesin Tanam Padi)

Membantu proses penanaman padi secara otomatis, sehingga lebih efisien dan hasil tanam lebih seragam.

Combine Harvester (Mesin Panen Gabungan)

Mesin multifungsi yang dapat memotong, merontokkan, dan membersihkan gabah sekaligus, sehingga menghemat tenaga kerja dan waktu.

Mesin Penggilingan Padi dan Jagung

Digunakan untuk mengolah hasil panen menjadi produk siap jual dengan kualitas lebih baik.

Pompa Air Pertanian dan Mesin Irigasi

Mendukung pengairan sawah atau ladang secara lebih efisien, terutama di daerah dengan keterbatasan pasokan air.

Mesin Penyemprot Pupuk dan Pestisida Otomatis

Membantu distribusi pupuk cair dan pestisida secara merata, mengurangi pemborosan, serta meningkatkan efektivitas perlindungan tanaman.

Alat Pascapanen – Impor Mesin Pertanian

Seperti mesin perontok jagung, mesin pengering gabah, hingga mesin pengepakan hasil panen, yang mendukung rantai produksi pertanian hingga ke tahap pemasaran.

Baca juga : Impor Masker Wajah Korea ke Indonesia Tips Sukses

Regulasi dan Persyaratan Impor

Agar proses impor mesin pertanian dari Thailand berjalan lancar dan sesuai hukum, ada beberapa regulasi serta persyaratan yang wajib di penuhi oleh importir di Indonesia.

Kode HS (Harmonized System Code)

  • Setiap mesin pertanian memiliki kode HS yang berbeda.
  • Kode ini menentukan besaran tarif bea masuk, pajak, serta pengawasan barang.
  • Misalnya: traktor, combine harvester, dan rice transplanter memiliki HS Code tersendiri.

Dokumen Wajib – Impor Mesin Pertanian

Importir perlu menyiapkan dokumen standar ekspor-impor, antara lain:

  1. Invoice & Packing List: rincian harga dan isi barang.
  2. Kemudian, Bill of Lading / Airway Bill: bukti pengiriman via laut atau udara.
  3. Selanjutnya, Certificate of Origin (Form D – ATIGA): untuk memanfaatkan tarif preferensi ASEAN.
  4. Setelah itu, Sertifikat Kualitas atau Uji Teknis (jika di persyaratkan oleh pemerintah Indonesia).

Izin dari Pemerintah Indonesia

  • NIB (Nomor Induk Berusaha): identitas resmi pelaku usaha.
  • Kemudian, API-U (Angka Pengenal Importir Umum): wajib di miliki untuk melakukan impor.
  • Selanjutnya, Persetujuan Impor dari Kementerian Perdagangan: di butuhkan jika mesin termasuk kategori yang di atur khusus.
  • Setelah itu, Rekomendasi Teknis dari Kementerian Pertanian: untuk mesin yang menyangkut standar operasional di sektor pertanian.

Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Ketentuan Teknis

  1. Beberapa mesin pertanian harus sesuai dengan standar keamanan dan kualitas di Indonesia.
  2. Jika belum ada SNI khusus, biasanya akan mengacu pada standar internasional.

Prosedur Bea Cukai – Impor Mesin Pertanian

  • Semua barang impor wajib di daftarkan melalui PIB (Pemberitahuan Impor Barang) di sistem Indonesia National Single Window (INSW).
  • Kemudian, Proses ini mencakup pemeriksaan dokumen, verifikasi HS Code, serta penetapan tarif pajak impor.

Baca juga : Ekspor Kacang Kedelai ke Jepang: Syarat dan Simulasi Biaya

Skema Tarif dan Pajak Impor

Dalam proses impor mesin pertanian dari Thailand, importir harus memperhitungkan berbagai komponen biaya yang timbul dari tarif bea masuk dan pajak. Berikut rinciannya:

Tarif Bea Masuk (Customs Duty)

  1. Indonesia dan Thailand sama-sama anggota ASEAN sehingga berlaku skema ATIGA (ASEAN Trade in Goods Agreement).
  2. Dengan dokumen Form D (Certificate of Origin), tarif bea masuk untuk mesin pertanian bisa di tekan hingga 0–5%, bahkan ada yang 0%.
  3. Jika tidak menggunakan Form D, tarif normal (MFN – Most Favoured Nation) bisa jauh lebih tinggi.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN Impor)

  • Dikenakan sebesar 11% dari nilai impor (CIF + Bea Masuk).
  • Selanjutnya, Berlaku untuk semua barang impor termasuk mesin pertanian.

Pajak Penghasilan (PPh Pasal 22 Impor)

  1. Jika importir memiliki API (Angka Pengenal Importir): tarif 2,5%.
  2. Jika tidak memiliki API: tarif lebih tinggi yaitu 7,5%.
  3. Dasar perhitungan PPh = nilai impor (CIF + Bea Masuk).

Biaya Tambahan Lainnya – Impor Mesin Pertanian

Selain pajak resmi, ada biaya lain yang biasanya muncul dalam proses impor, antara lain:

  • Biaya handling dan administrasi di pelabuhan.
  • Asuransi untuk melindungi barang selama pengiriman.
  • Biaya gudang (storage) jika barang tertahan lama di pelabuhan.

Contoh Simulasi Perhitungan (ilustrasi sederhana)

Misalkan nilai CIF (Cost, Insurance, Freight) = USD 10.000

  1. Bea Masuk (0% – dengan Form D) = USD 0
  2. PPN 11% = USD 1.100
  3. PPh 22 (2,5% dengan API) = USD 250
    Total pajak impor = USD 1.350

Baca juga : Impor Alat Kecantikan dari China: Syarat dan Biaya

Proses Impor Langkah demi Langkah

Untuk memastikan impor mesin pertanian dari Thailand berjalan lancar, importir perlu memahami alur prosesnya secara sistematis. Berikut tahapan yang umum di lakukan:

Identifikasi Kebutuhan – Impor Mesin Pertanian

  • Tentukan jenis mesin pertanian yang di butuhkan, misalnya traktor, rice transplanter, atau combine harvester.
  • Setelah itu, Sesuaikan spesifikasi mesin dengan kondisi lahan dan kebutuhan operasional di Indonesia.

Cari dan Pilih Supplier Terpercaya

  1. Dapat di lakukan melalui pameran pertanian internasional, asosiasi industri, atau platform B2B seperti Alibaba, TradeKey, atau asosiasi dagang Thailand.
  2. Pastikan supplier memiliki izin resmi, reputasi baik, dan mampu menyediakan layanan purna jual.

Negosiasi dan Kontrak Pembelian

  • Bahas detail harga, kualitas, kuantitas, serta syarat pembayaran.
  • Tentukan Incoterms (misalnya FOB – Free on Board, atau CIF – Cost, Insurance, Freight).
  • Minta sampel atau lakukan uji coba mesin jika memungkinkan.

Persiapan Dokumen Ekspor–Impor

  1. Invoice & Packing List.
  2. Bill of Lading / Airway Bill.
  3. Certificate of Origin (Form D) untuk tarif preferensi ASEAN.
  4. Dokumen perizinan dari pemerintah Indonesia (API, NIB, dan izin teknis jika di perlukan).

Pengiriman Barang dari Thailand

  • Jalur laut (sea freight) → biaya lebih murah, cocok untuk mesin berukuran besar.
  • Jalur udara (air freight) → lebih cepat, tetapi biayanya jauh lebih tinggi.

Proses Kepabeanan di Indonesia – Impor Mesin Pertanian

  1. Importir mendaftarkan barang melalui PIB (Pemberitahuan Impor Barang) pada sistem Indonesia National Single Window (INSW).
  2. Bea Cukai akan melakukan pemeriksaan dokumen dan, bila perlu, pemeriksaan fisik barang.
  3. Pembayaran bea masuk dan pajak impor di lakukan sebelum barang di keluarkan.

Distribusi dan Layanan Purna Jual

  • Setelah barang keluar dari pelabuhan, mesin dapat di kirim ke gudang atau langsung ke konsumen akhir.
  • Pastikan ada dukungan garansi, layanan servis, dan ketersediaan suku cadang agar mesin dapat di gunakan secara optimal.

Baca juga : Dokumen Ekspor Kacang Hijau: Panduan, Biaya, dan Syarat Resmi

Risiko dan Tantangan

Meskipun impor mesin pertanian dari Thailand memiliki banyak keuntungan, ada sejumlah risiko dan tantangan yang perlu di antisipasi oleh para importir:

Kualitas Produk Tidak Sesuai

  1. Spesifikasi mesin bisa berbeda dengan yang tercantum di kontrak.
  2. Jika tidak ada uji coba terlebih dahulu, potensi ketidaksesuaian kualitas cukup besar.

Keterlambatan Pengiriman – Impor Mesin Pertanian

  • Faktor cuaca, kondisi pelabuhan, atau birokrasi ekspor–impor dapat menyebabkan barang tertahan lebih lama.
  • Hal ini bisa mengganggu jadwal distribusi atau musim tanam.

Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang

  1. Transaksi internasional biasanya menggunakan USD atau Baht Thailand.
  2. Kurs rupiah yang melemah dapat meningkatkan biaya impor secara signifikan.

Biaya Tambahan Tak Terduga

  • Bisa berupa biaya storage di pelabuhan, biaya demurrage (penumpukan kontainer), atau biaya administrasi tambahan.
  • Jika tidak di perhitungkan, bisa membengkakkan modal.

Regulasi yang Berubah – Impor Mesin Pertanian

  1. Kebijakan impor, standar teknis, maupun ketentuan SNI dapat berubah sewaktu-waktu.
  2. Importir perlu selalu update dengan aturan terbaru dari pemerintah.

Persaingan dengan Produk Lain

  • Mesin pertanian dari China, Jepang, dan Korea juga masuk ke pasar Indonesia.
  • Persaingan harga dan kualitas bisa menjadi tantangan bagi distributor mesin asal Thailand.

Ketersediaan Suku Cadang dan Servis

  1. Meski relatif mudah, kadang ada mesin tertentu yang suku cadangnya sulit di cari.
  2. Tanpa layanan purna jual yang baik, mesin bisa terbengkalai jika rusak.

Baca juga : Impor Parfum Branded dari Prancis Panduan Lengkap

Tips Sukses Impor Mesin Pertanian

Agar proses impor berjalan lancar, efisien, dan minim risiko, ada beberapa strategi yang bisa di terapkan oleh importir maupun pelaku usaha agribisnis di Indonesia:

Gunakan Jasa Freight Forwarder Berpengalaman

  • Pilih perusahaan ekspedisi internasional yang sudah berpengalaman menangani impor mesin.
  • Mereka biasanya bisa membantu mulai dari pengurusan dokumen, kepabeanan, hingga pengiriman ke gudang.

Cek Kredibilitas Supplier – Impor Mesin Pertanian

  1. Lakukan verifikasi supplier melalui asosiasi perdagangan Thailand, pameran resmi, atau Kedutaan Besar Thailand di Indonesia.
  2. Pastikan supplier memiliki reputasi baik, legalitas lengkap, serta mampu memberikan layanan purna jual.

Manfaatkan Perjanjian Perdagangan ASEAN (Form D)

  • Pastikan dokumen Certificate of Origin (Form D) tersedia, agar bisa memanfaatkan tarif bea masuk preferensi ASEAN (0–5%).
  • Tanpa Form D, biaya bea masuk bisa jauh lebih mahal.

Lakukan Uji Coba atau Kunjungan Pabrik

  1. Jika memungkinkan, cek langsung kondisi mesin sebelum melakukan pembelian dalam jumlah besar.
  2. Hal ini untuk memastikan kualitas dan spesifikasi sesuai kebutuhan.

Pastikan Ada Garansi dan Layanan Purna Jual

  • Mesin pertanian adalah investasi jangka panjang, sehingga layanan servis dan ketersediaan suku cadang sangat penting.
  • Pilih supplier yang memberikan garansi resmi.

Hitung Biaya Total dengan Detail

  1. Jangan hanya melihat harga mesin, tapi juga pertimbangkan ongkos kirim, bea masuk, pajak, asuransi, dan biaya tambahan lain.
  2. Buat simulasi biaya untuk menghindari pembengkakan modal.

Ikuti Perkembangan Regulasi – Impor Mesin Pertanian

  • Kebijakan impor bisa berubah sewaktu-waktu.
  • Selalu update dengan aturan terbaru dari Bea Cukai, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Pertanian agar tidak ada kendala saat pengurusan dokumen.

Baca juga : Harga Ekspor Singkong ke China: Simulasi Biaya Ekspor

Penutup Impor mesin pertanian

Impor mesin pertanian dari Thailand menawarkan peluang besar bagi modernisasi sektor pertanian Indonesia. Dengan kualitas mesin yang teruji, harga yang kompetitif, serta dukungan perjanjian perdagangan ASEAN, proses impor dari Thailand menjadi lebih efisien dan menguntungkan.

Namun, keberhasilan impor tidak hanya bergantung pada harga dan kualitas mesin, tetapi juga pada kepatuhan terhadap regulasi, pengelolaan risiko, serta pemilihan supplier yang tepat. Dengan memahami alur impor, skema tarif dan pajak, hingga tips praktis yang sudah di bahas, pelaku usaha maupun petani modern dapat lebih siap dalam memanfaatkan teknologi pertanian dari Thailand.

Pada akhirnya, penggunaan mesin pertanian modern bukan hanya mempercepat proses produksi, tetapi juga meningkatkan produktivitas, kualitas hasil panen, dan daya saing sektor pertanian Indonesia di tingkat global.


Jika Anda mencari mitra profesional untuk mendukung bisnis ekspor, impor, undername, bea cukai, atau freight forwarding, PT Jangkar Global Groups adalah solusi terpercaya yang mengutamakan kecepatan, kualitas, dan kepuasan pelanggan. Cek layanan kami disini!

YUK KONSULTASIKAN DULU KEBUTUHAN ANDA,
HUBUNGI KAMI UNTUK INFORMASI & PEMESANAN

Email :
support[at]jasaeksporimpor.co.id

Telp kantor :
(021) 2200 8353
(021) 2298 6852

Pengaduan Pelanggan :
0877 9699 9992 (Jasa Ekspor)
0877 9699 9994 (Jasa Impor)

Google Maps : PT Jangkar Global Groups

Scroll to Top